Usaha Kita Presiden Jokowi, Korupsi dan Kabinet Kerja

Jokowi, Presiden 2014 di GBK

Jika tindakanmu menginspirasi orang lain untuk bermimpi lebih, berguru lebih, melaksanakan lebih dan menjadi lebih, kau yaitu seorang pemimpin (John Quincy Adams)
Sudah lama saya menahan diri untuk tidak menulis wacana Jokowi. Saya menilai ‘cukup’ untuk beberapa goresan pena yang ter-publish di blog ini, yang sudah tayang bahkan jauh sebelum Jokowi menjadi gubernur Jakarta. Untuk alasan yang lebih pribadi: pilihan saya berseberangan dengan istri. Demokratis bukan?

Kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2014 ini, meski telah diprediksi oleh secara umum dikuasai lembaga survei, tetaplah mengejutkan. Saya bahkan agak pesimis melihat masifnya serangan kampanye hitam yang menyerang titik-titik sensitif sebagian besar penduduk Indonesia, khususnya yang beragama Islam. Yang mengherankan, isu itu tersebar dari sumber informasi yang tak jelas, nyaris tanpa verifikasi yang matang. Lebih mengherankan lagi, subyek dan obyek isu ini yaitu sahabat yang saya kenal begitu bersahabat dengan teknologi. Apalah susahnya googling sebentar untuk memvalidasi isu-isu itu.

Saya tidak ingin membahas satu persatu antrian kampanye hitam tersebut. Yang menarik justru peran relawan yang memutihkan isu-isu tersebut lewat aneka macam cara: media sosial, turun ke jalan, atau urunan berdonasi. Gerakan Bagi Koruptor, Penjara Sudah Tak Menjadi Penjera!)

Terlalu besar energi dikeluarkan yang disebabkan pemberantasan korupsi tanpa skala prioritas dan seni administrasi yang jelas. Nah, berbekal pembuktian terbalik, KPK harus menjadi institusi kawasan para pelaku korupsi di masa lalu (sebelum 2013 misalnya) untuk mengembalikan hasil korupsinya ke negara. Unsur pidananya hilang, tapi mereka tetap disanksi dengan tidak mampu menjabat di sektor publik selama 5 tahun, lagi-lagi misalnya. KPK mampu menjadi semacam KPAN (Komisi Pemburu Aset Negara).

Resistensi yang saya bayangkan mungkin muncul dari organisasi dan ormas yang selama ini hidup dari isu-isu korupsi. Tapi show must go on!

Rasa keadilan masyarakat mungkin akan terusik tapi kalau pengembalian hasil korupsi secara masif itu diikuti dengan subsidi dan anggaran yang eksklusif ke masyarakat secara cepat, saya yakin, masyarakat akan mengangguk setuju. Insya Allah.

Untuk level teknis dan landasan hukumnya, saya meyakini kesiapan para elit. Tinggal eksekusinya. Di sini kita lemah. Di sini Jokowi mampu menyampaikan kekuatannya.

Kabinet bagi-bagi Kerja, bukan Kabinet bagi-bagi Kursi

Tak ada yang lebih menggembirakan, kalau ketika pengumuman kabinet nanti, muncul nama-nama yang memberi harapan. Kesalahan pak SBY yang terang benderang membuatkan quota menteri untuk partai, seharusnya jangan lagi terulang di kala presiden Jokowi. Bila alasannya, bahwa di partai pun banyak para profesional, tentu tak ada yang menafikkan. Tapi menutup mata bahwa para menteri itu tidak mendapat peran menyetor ke partai pun terlalu naif rasanya.

Cukuplah bagi-bagi kursi, saatnya kabinet diisi para profesional yang mau bekerja yang se-frekuensi dengan presiden Jokowi dalam menempatkan rakyat sebagai prioritas pembangunan.

Update: Setidaknya ada beberapa inisiatif dari beberapa pihak untuk mengusulkan nama-nama menteri berdasarkan track record-nya: www.jokowicenter.com, http://www.kabinetrakyat.org, http://news.detik.com/seleksi-menteri dan...

Bila mencermati nama-nama yang beredar di aneka macam media, terutama lewat poling di Jokowi Center. Kita boleh berharap banyak. Ada Chairul Tanjung, Dahlan Iskan, Artidjo Alkostar, Saldi Isra, Zainal Arifin Mochtar, Soetrisno Bachir, Sri Adiningsih, Ilham Akbar Habibie, Onno W Purbo, Romi Satria Wahono, Eko Prasojo, Tri Rismaharini, Faisal Basri, Rhenald Khasali, Emirsyah Satar, Anies Rasyid Baswedan, Herry Zudianto dan sejumlah nama lainnya. Kalo boleh saya menambahkan, Mahfud MD agaknya masih layak untuk mengampu bidang hukum di kabinet mendatang. Rekonsiliasi mampu dimulai dari sini!

Selamat bekerja Presiden Jokowi, supaya engkau masih dan tetap menyerupai yang dulu...

Photo Credit: Jay Subiakto
0 Komentar untuk "Usaha Kita Presiden Jokowi, Korupsi dan Kabinet Kerja"

Back To Top