Usaha Kita Siapa Pengusaha yang Paling Berpengaruh di Indonesia?

pengusaha Indonesia

Anda akan dikritik ketika melaksanakan sesuatu. Anda juga akan dikritik ketika tidak melaksanakan sesuatu. Jadi, lakukan saja apa yang menurut anda benar. (Eleanor Roosevelt)

Kegaduhan politik nyaris hanya memberi ruang bagi politisi yang bermental tikus. Hampir setiap hari isu ihwal kebobrokan politik terpapar di depan mata. Keriuhan yang menyebabkan sebagian besar energi media massa nasional terseret dalam pusaran kepentingan sesaat. Ya, kepentingan sesaat untuk gawean 2014: pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif. Liputan soal wirausaha dan prestasi anak negeri nyaris terpinggirkan.Wajarkah?

Bila menonton TV, saya malah menyerupai kehilangan semangat. Nyaris tak ada lagi isu baik. Kita seakan berada di tengah-tengah penjahat. Tanpa malaikat. Hingga saking jengkelnya, seorang kawan pernah berujar, jikalau ingin menikmati surga di dunia, matikan TV!

Padahal jikalau mau jujur, kita tidak kekurangan sosok solutif bagi bangsa. Baru-baru ini bahkan salah satu lembaga survei menempatkan Mahfud MD sebagai capres ideal pada 2014 kelak. Meski terlalu dini, munculnya figur ketua MK ini setidaknya melegakan bagi kita yang rindu masa depan bangsa yang lebih baik dan terarah.

Selain Mahfud MD, di kalangan pengusaha sendiri, setidaknya tercatat beberapa nama yang bisa menjadi pelipur lara bangsa. Ada beberapa pengusaha yang besar lengan berkuasa di Indonesia. Kehadiran mereka saya yakin bisa membawa angin segar bagi masa depan bangsa, tidak hanya secara ekonomi. Dan kini mereka dipercaya memegang tampuk kekuasaan.

1. Joko Widodo (Jokowi)
Mungkin ketika ini, Jokowi ialah pengusaha yang paling top di Indonesia. Di dunia kasatmata maupun di dunia maya. Meski dirinya tidak pernah menyentuh top 10 orang terkaya versi Forbes, namun namanya sudah keburu kaya di hati masyarakat. Seorang pengusaha yang memilih menjadi pelayan rakyat: Gubernur DKI Jakarta.

Demam Jokowi melanda di mana-mana. Banyak yang haus isu tentangnya. Media massa pun meladeninya. Jokowi bisa menggerakkan media massa, media umum juga, tanpa perlu menjadi pemilik media—dan tanpa perlu membayar media.

Meski berbaju PDI Perjuangan, tapi saya melihat Jokowi bisa keluar dari kepentingan partisan. Partai baginya hanya kendaraan untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Bukan sebaliknya, kekuasaan digunakan untuk kepentingan partai dan kelompok sendiri.

Sebagai Gubernur Jakarta, masih terlalu dini untuk menilai sukses-gagalnya Jokowi. Tapi hingga ketika ini beberapa gebrakan 'kecil' Jokowi masih bisa menjaga angin impian warga DKI biar tetap berhembus.

Saya memprediksi, 2014 kelak, sedikit banyak gaya kampanye politikus atau capres akan berubah. Kampanye pencitraan akan memudar berganti kampanye merakyat. Mereka akan mengikuti jejak Jokowi. Blusukan akan menjadi tren di 2014. Meski mungkin hanya kulitnya saja. Dan hanya sesaat. Anda jangan kaget jikalau tiba-tiba banyak politikus yang turun ke pasar dan menawar ikan. Memberi uang lebih ke pada penjualnya, dan tidak minta kembalian. Tentu foto-foto sebelumnya. Seragam gaya kampanyenya. Mendadak merakyat.

Tapi saya yakin, meski inflasi kader abal-abal dan defisit kader mumpuni, partai pasti sedikit banyak akan berjuang untuk mencari figur sekelas Jokowi. Karena anda mungkin tahu, sebelumnya, banyak partai yang mengusung caleg tanpa melihat rekam jejaknya. Syarat utamanya satu: bisa membiayai mesin politik. Punya uang! Dari mana asal duitnya tak penting. Lahirlah politikus rente. Anggota dewan bermodal baliho. Politikus yang siap-siap menghitung kapan BEP uang kampanyenya lewat tukar barang proyek APBD kelak ketika menjabat.

Jokowi telah mengilhami masa baru. Menjadi penguasa yang berlatar pengusaha. Dan menimbulkan kekuasaan sebagai ladang pengabdian. Siapkah politikus yang lain menjadi insan otentik berikutnya?

2. Dahlan Iskan
Sosok satu ini memang kontroversial. Bila Jokowi dicinta para kuli tinta maka Dahlan Iskan ialah bos kuli tinta tersebut. Setiap Senin, goresan pena bernasnya menghiasi seluruh media cetak di bawah bendera Jawa Pos—koran nasional yang hanya kalah dari Kompas.

Kini, setelah memasuki dunia birokrasi, kadang DI masih gagap beradaptasi. Bila di Jawa Pos, Dahlan Iskan tidak memerlukan pertimbangan siapapun untuk memutuskan apapun. Sebagai pucuk pimpinan BUMN, ia harus pandai-pandai mengikuti genderang anggota legislatif. Namun melihat beberapa kali audiensinya dengan dewan, tampak ia belum benar-benar menikmati hubungan tersebut. Entah alasannya ialah sebagai sesepuh jurnalis, mungkin ia sudah terlalu banyak tahu mengenai warna otak anggota dewan atau bisa jadi di otaknya hanya action... action... action, biar publik yang menilai kinerjanya. Bukan dewan.

Selama ini, citra bau BUMN sebagai sapi perahan legislatif-eksekutif masih lekat dan menjadi belakang layar umum. Mampukah Dahlan Iskan merevitalisasi BUMN hingga sehat dan untung, atau malah memperburuk citra BUMN dengan nimbrung dalam bancakan? Melihat track recordnya, semoga pilihan pertama jadi yang utama.

3. Chairul Tanjung
Mungkin tidak banyak yang mengenal namanya sebelum launching buku si Anak Singkong. Melalui buku ini, CT, sapaan top Chairul Tanjung seolah menyibak tabir misteri ihwal siapa ia sebenarnya. Banyak WOW di dalam bukunya. Seperti kebanyakan agenda di stasiun TV miliknya, ia menceritakan kehidupannya dengan gaya populer. Kita tidak perlu hingga meneteskan air mata ketika menyimak perjuangan ibundanya dalam membesarkan CT. Sebuah buku yang berisi tuturan keringat CT dalam membangun imperium bisnisnya.

Perlahan tapi pasti, bisnisnya menggurita. Hampir 100 ribu orang hidup di dalamnya. Tak ayal, Presiden SBY pun tak segan mengajaknya dalam kabinet. Ia menolak. Presiden SBY kesudahannya berhasil membujuknya menjadi Ketua KEN setelah dua kali pinangan menjadi menteri ditolaknya. CT bertugas membuat kajian-kajian ekonomi nasional, maupun global biar perekonomian Indonesia menjadi lebih baik dan maju dengan cepat. Amanah ini menegaskan terjunnya CT ke dalam lingkar kekuasaan.

Meski demikian, intuisi bisnis CT tetap tajam. Dua akuisisi— Detikcom dan Carrefour—yang dilakukannya dalam dua tahun terakhir cukup membuat heboh. Dalam beberapa akuisisi, hampir 5 trilyun uang yang digelontorkannya dalam dua terakhir. Akuisisi yang makin melambungkan namanya sebagai salah satu dari 10 orang terkaya di Indonesia.

Ada kemiripan dari tiga nama di atas: menguasai media. Bila CT dan DI sebagai pemilik media. Jokowi sebagai media darling. Nah kini, bisakah mereka menularkan optimisme langsung menjadi impian kolektif bangsa. Syukur-syukur disupport dan diblow up media. Kita tunggu.

4. ANDA
Saya tidak bercanda, anda. Saya, anda, kalian, kita. Sekecil apapun kita bisa menghipnotis masa depan bangsa ini. Menjadi pengusaha meski dengan satu pekerja, ya kita sendiri, sudah membuka lapangan kerja. Tidak menjadi beban negara. Dengan berusaha menjadi sekrup solusi, kita dapat menjadi adegan dari komunitas solutif. Bukan adegan dari masalah. Mulailah dengan optimisme, hentikan keluhan!


image: Detik foto
0 Komentar untuk "Usaha Kita Siapa Pengusaha yang Paling Berpengaruh di Indonesia?"

Back To Top