Usaha Kita BBM: Kisah Tanpa Batas dari Perbatasan

Selalu mudah untuk berdurja— dan bahagia ternyata memiliki kondisi yang sama. Mengolah kekinian. Mengutuk atau menikmatinya. Dalam gelap, ada dua pilihan: Memaki atau menyalakan lilin. Dan pilihan itu tak pernah tunggal.

Senang tak terbilang ketika melihat liputan wacana teman-teman TVRI dalam aktivitas Tapal Batas (04/03). Program yang digagas pak cik Mering diangkat dengan angle yang menarik. TVRI berhasil meliput setengah tahun aktivitas secara utuh dalam durasi setengah jam. Saya yang mampu dikatakan hanya terlibat aktif dalam seperempat bab dari aktivitas tersebut merasa hanyut 100 % dalam dinamikanya.



Border Blogger Movement, bunyi wacana perbatasan Indonesia-Malaysia pribadi dari tangan pertama, Blogger Perbatasan. Demikian aktivitas integrasi blog dengan sosial media tersebut dinamakan.

Sebuah semangat menyebarkan melalui upaya memberdayakan masyarakat kampung lewat tuts keyboard. Jurnalisme kampung, proyek sosial yang ternyata diapresiasi positif oleh Cipta Media Bersama lewat support dana yang signifikan. Buah dari mimpi dan kerja keras. 6 tahun lamanya.

Sebagian hasil 'karya' rekan-rekan blogger perbatasan.

 Para Cangkau ini membeli BBM ke Sambas dengan menggunakan jeriken.

Patok batas RI-Malaysia terlihat rusak.


Tak pernah terbayang bahwa blog yang dianggap salah satu menteri sebagai tren sesaat dapat menjadi pemicu bersuaranya ‘mayoritas yang diam’. Voice dari perbatasan yang menetralisir noise dari Jakarta. Melalui BBM, perbatasan yang hanya menjadi 'komoditas Jakarta' buat pengalihan isu atau komoditas politik berubah menjadi menjadi anomali. Bagaimana tidak, info ‘siap perang’ dari Jakarta dilawan dengan tukar barang kebutuhan primer penduduk perbatasan; Berita wacana pergeseran patok malah menguak tawa lewat kisah “makan di Indonesia, BAB di Malaysia”. Dan sebagainya.

Jurnalisme kampung, tidak hanya melulu bercerita wacana jurnalistik. Tapi ada teknologi di sana. Teknologi yang dihadapkan dengan kenyataan bahwa sinyal pun tak dekat dengan penduduk perbatasan. Kisah sinyal yang menjadi otentik di tangan blogger perbatasan.

Optimisme telah dibangun. Rekat tali rumpun telah diuntai. Lewat tulisan, realitas menjadi sebuah keniscayaan. Malaysia-Indonesia tak lagi menampakkan sekat, selain teritori dan geo-politik. Dan perbedaan administratif itu perlahan pupus lewat tajam mata pena Blogger perbatasan.
Salam tapal batas!
0 Komentar untuk "Usaha Kita BBM: Kisah Tanpa Batas dari Perbatasan"

Back To Top