Tips menilai masakan: Makanlah di dikala kenyang!
“Lha, ga makan mie rebus mas? Sing bawange akeh.” Demikian pertanyaan mbak penjual mie rebus dikala saya menyodorkan uang duapuluh ribuan. Pertanyaan yang saya jawab dengan sunggingan senyum. Kali ini, saya memang makan mie pecel. “Udah bosan kali...hehehe,” jawab mbak yang lainnya. (Dilihat dari wajah, lebih sempurna mbok kiranya).
Saya tidak menyangka, kebiasaan saya setiap kali mampir—meski jarang—melekat di benaknya. Mie rebus memang favorit saya, ditambah bawang plus plus. Mantap pool!
Warung Mi Rebus Bu Karso di jalan Johar memang legendaris. Saya tak ragu merekomendasikan warung ini sebagai daerah masakan yang bikin ngiler. Di Pontianak sendiri, warung ini termasuk yang paling senior. Bila sedikit acuh pada dindingnya, ada beberapa foto public figure yang pernah mampir di warung ini. Saya juga tahu, ada beberapa tokoh lokal yang menimbulkan warung ini sebagai favoritnya. Terlihat senyuman mereka di dinding warung. Dari foto tersebut, kita akan mudah menilai berapa umur warung ini.
Sapaan—di ambang basa-basi, bentuk pendekatan personal mirip ini memang seringkali membedakan antara warung yang bertahan puluhan tahun dengan warung yang seumur jagung. Tak sedikit warung yang mulai sedikit laku meninggalkan sentuhan personalnya kepada pelanggan. Di tengah kerumunan pengunjung, mereka bertabiat business as usual. Acuh dan abai terhadap pelanggan.
Tidak perlu harus menjadi Starbucks, atau mengambil franchise McDonalds untuk berguru mengenai customer satisfaction. Keramahan dan ketamahan yang telah built in sebagai orang Timur bergotong-royong sudah menjadi keunggulan kita. Bila diibaratkan manusia, Jokowi ampuh menjabarkannya: memanusiakan pelanggan; bukan merobotkan manusia.
Meski Pontianak terkenal sebagai surga kuliner, hanya sedikit daerah makan yang menjadi favorit saya. Saya pernah menuliskan beberapa di antaranya pada postingan Wisata Kuliner Kalbar. Yang menjadi pertimbangan saya: Pertama, soal rasa. Kedua, suasana. Ketiga, tak lain, soal harga. Ya, untuk yang pertama dan kedua relatif, tapi yang ketiga saya sering menemui irrasionalitas harga makanan di Pontianak. Bila mau jujur, inflasi harga makanan di Pontianak sama dengan harga properti yang kian gila-gilaan. Bayangkan, saya pernah makan bertujuh 'dipaksa' merogoh kocek sampai tujuh digit! Super!
Sempat terpikir, apa sih belakang layar mereka menjual makanan dengan harga setinggi langit tapi malah laku itu? Bisa sebagai materi ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). :)
Di atas semua itu, sebagai pencinta kuliner, saya termasuk loyal terhadap rumah makan yang bisa mengkombinasikan ketiga unsur itu menjadi suguhan yang nikmat dan mengguncang selera. Bila demikian, saya tak ragu merekomendasikannya dan berteriak, "tamboh cie'!"
Karena banyaknya pencarian masakan dan daerah makan enak di Pontianak, maka saya akan list daerah lainnya yang menurut saya layak cicip:
- Mak Kundil di Kotabaru. Nama lama yang gres buka kembali.
- Pak Usu, Ahmad Yani dan Merdeka.
- Raja Uduk, Teuku Umar dan Tanjung Raya
- Pegasus, Untan dan Pancasila
- ...
Anda ingin menambahkan, silakan komen di bawah...
Tag :
Pontianak
0 Komentar untuk "Usaha Kita Rekomendasi Kuliner Pontianak yang Bikin Ngiler"